Jasa Penyewaan Molen, Stamper, Vibrator, Scaffolding dan lain lain (Jakarta)
Silahkan hubungi nomor 08159348609 (Bapak Purwanto) Atau langsung mendatangi kantor kami di JL. PESANGGRAHAN RAYA RT 07 RW 05 SAMPING JL. TULIP KOMPLEK KODAM BINTARO PESANGGRAHAN, JAKARTA SELATAN Telp 08159348609 Website : http://tmbangun.blogspot.com

Senin, 27 September 2010

Negeri Yang Horror (atas nama rakyat Indonesia)

Ini artikel saya dapat dari teman saya Brama Adiyaksa, kebetulan isinya menarik jadi saya posting di sini .
Langsung aja cekidot gan !!!

Negara yang berhasil adalah negara yang bisa menampung aspirasi rakyat nya. Negara yang tangguh adalah negara yang mampu menenarkan diri di kancah internasional. Negara yang independent adalah negara yang mampu berdiri sendiri tanpa bergantung. dan Negara yang di cintai rakyat nya adalah negara yang mampu memberikan segala-gala nya untuk rakyat nya semata.


Tetapi apakah kriteria tersebut dimiliki oleh negara kita Indonesia?
Atas nama rakyat indonesia yang belum pernah tertampung aspirasi nya, yang belum pernah merasakan di perhatikan oleh pemerintah nya, maka negara ini sungguh belum termasuk kriteria di atas.
dimana setiap orang yang tidak memiliki uang tidak boleh mendapatkan fasilitas kesehatan yang layak, dimana orang yang tidak punya uang tidak boleh mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak, dimana orang yang tidak punya uang tidak bisa merasakan hangat nya sesuap nasi, dan dimana orang yang tidak punya uang Rp 1.000 tidak bisa membuang hasil ekskresi nya.

"inilah Realita kehidupan negara kita ditambah dengan ironi nya. dimana pejabat nya hidup bermewah-mewahan sementara rakyat nya hidup bersusah payah. dimana menteri nya mendapat upah yang melimpah sementara rakyat nya mendapat bogem mentah. Prestasi yang memang di dapat untuk politik semata, adalah saksi bohong untuk NEGRI YANG HORROR ini.

Sampai kapan kita terus berdiam diri?
sekarang kami (rakyat indonesia) terjebak dalam situasi yang kompleks.
rasanya ingin keluar dari negara ini namun kami cinta dengan negara ini, rasanya kami ingin beraspirasi tetapi kami tak di dengar, rasanya kami ingin marah tetapi kami malu, rasanya kami ingin mengatur negara ini tetapi kami tidak mengerti, rasanya kami ingin melemparkan batu kepada aparat  yang menggusur rumah kami tetapi kami dilindas dengan buldozer milik pemerintah, rasanya kami ingin mencari upah di negara ini tetapi tidak ada tempat kerja, apakah kami harus mengadu kan ini kepada tembok istana negara yang kokoh? 
sungguh kami bingung bukan kepalang, anak kami yang sakit terpaksa harus kami tidurkan dulu di ranjang nya yang kumuh. anak kami yang kurang pendidikan terpaksa harus kami suruh mencari nafkah di pinggiran lampu merah ibu kota, anak kami yang meminta mainan terpaksa kami suruh bermain di bantaran sungai, dan anak kami yang meminta susu terpaksa harus kami suruh minum air tajin.
disaat kami datang untuk mengadukan semua ini ke para pejabat kami di halangi oleh petugas berbaju abu-abu dan hijau, disaat kami ingin sekali menemui pejabat kami di dorong keras oleh petugas berbaju abu-abu dan hijau, disaat kami ingin mencari nafkah di pinggiran jalan kami di tertibkan oleh petugas berbaju abu-abu dan hijau.
apakah memang abu-abu dan hijau adalah warna sial untuk kami? atau memang petugas berbaju abu-abu dan hijau tersebut adalah anak buah dari para pejabat?

Ya tuhan, jangan biarkan anak kami meninggal sebelum di obati, jangan sampai anak kami kekuarangan pendidikan, jangan sampai anak kami tidak bisa makan makanan yang layak, dan jangan sampai anak kami meminum air tajin sampai mereka besar. sadarkan lah mereka yang zalim terhadap kami, sadarkanlah mereka pejabat yang mau akan korupsi, sadarkanlah mereka pemimpin bangsa yang zalim, sadarkan lah mereka dengan hidayah mu ya tuhan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar